Usia dibawah 5 tahun atau balita
merupakan usia penting dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik anak. Gizi
merupakan salah satu penentu kwalitas sumber daya manusia. Akibat kekurangan
gizi akan menyebabkan beberapa efek serius seperti kegagalan pertumbuhan fisik
serta tidak optimalnya perkembangan dan kecerdasan. Akibat lain adalah
terjadinya penurunan produktifitas, menurunnya daya tahan tubuh terhadap
penyakit yang akan meningkatkan resiko kesakitan dan kematian.
Untuk mendapatkan bayi yang sehat
maka sang anak harus diberikan makanan yang bergizi. Salah satu faktor yang
menentukan daya tahan tubuh seorang anak adalah keadaan gizinya. Pertumbuhan
anak pada masa balita sangat pesat, sehingga membutuhkan zat gizi dan nutrisi
bayi yang relatif lebih tinggi dari pada orang dewasa.
Akan tetapi, balita termasuk
kelompok lawan gizi, mereka mudah menderita kelainan gizi karena kekurangan
makanan yang dibutuhkan. Masalah gizi balita yang harus dihadapi Indonesia pada
saat ini adalah masalah gizi kurang, buruk dan masalah gizi lebih, dewasa ini
penderita gizi buruk di indonesia telah jauh meningkat hingga 20%.
Salah satu faktor pemicu
permasalahan gizi kurang dan buruk disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya
persediaan pangan, sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang gizi dan kesehatan. Sedangkan faktor penyebab gizi lebih
salah satunya adalah karena meningkatnya kemajuan ekonomi pada masyarakat
disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi dan kesehatan.
Perkembangan seorang balita atau
bayi harus sangat diperhatikan. Memberikan nutrisi yang seimbang pada bayi
dapat menjaga daya tahan tubuh, kerena seorang balita rentan terkena
penyakit. Makanan yang tidak disukai anak juga tidak perlu dipaksakan.
Namun, sayuran tetap dianjurkan untuk selalu diberikan meskipun balita sering
tidak menyukainya. Pemberian sayuran juga disiasati dengan cara dibuat jus yang
dikombinasikan dengan buah-buahan sehingga rasanya lebih enak.
Dan untuk seorang bayi yang baru
lahir sebaiknya selalu diberikan asi karena asi sudah sangat mencukupi
kebutuhan nutrisi bayi. Pemberian asi sebaiknya dilakukan sampai anak
berumur dua tahun. Asi eksklusif sebaiknya diberikan terus menerus selama 6
bulan.
Pemberian nutrisi bayi
sebaiknya dilakukan dari saat kehamilan, karena pada saat bayi dalam kandungan
ia juga membutuhkan nutrisi untuk perkembangannya di dalam rahim. Jika sang ibu
memakan makanan yang tidak sehat, maka bayi dalam kandungan pun akan ikut tidak
sehat. Semakin baik nutrisi bayi semakin baik pula nutrisi yang diterima janin. (Racmawati/Fajar Sulistio Rendrawan)
Sumber :