Melihat
anak batita yang aktif sungguh menggemaskan. Namun masih banyak yang bertanya
apakah anak yang aktif ini normal?
Anak usia 1 hingga 3
tahun biasanya sangat bersemangat dalam mencoba berbagai aktifitas. Pada usia
ini si Kecil mulai mengembangkan banyak keterampilan baru dalam hal motorik
kasarnya seperti kemampuan berjalan, berlari, naik tangga dan lain sebagainya.
Maka dari itu, tidaklah mengherankan jika si Kecil sangat senang mempraktekan
kemampuanya itu.
Bak seorang
penjelajah atau petualang cilik, setiap anak memiliki kecenderungan untuk
merasa ingin tahu benda yang dipegang dan dilihatnya. Karena rasa ingin tahu
yang besar, maka anak pada usia ini sangat senang bereksperimen dalam melakukan
aktivitasnya. Bagi orang dewasa tindakan para batita ini kadang kala dianggap
berlebihan. Padahal dengan memberikan kesempatan padanya untuk bergerak bisa
membantu melatih kecerdasanya
Dalam beberapa kasus,
orang tua biasanya sering merasa khawatir bila si Kecil cedera. Tidak sedikit
orang tua yang sibuk melarang sebagian aktifitas kepada buah hatinya.hal ini
wajar karena pada umumnya, orang tua memiliki rasa sayang yang cenderung
berlebih pada sang buah hati. Untuk membantu melatih ketrampilan dan kecerdasan
si Kecil orang tua bisa memberikan ruang gerak yang aman bagi si Kecil untuk
dapat bergerak bebas. Sehingga si Kecil tidak terlalu sering mendengar kata
“jangan”. Kata “jangan” akan membuat rancu dengan situasi berbahaya yang
mungkin ditemui si kecil.
Lingkungan bisa
menjadi guru atau pemberi stimulasi bagi perkembangan anak yang tidak
kalah penting dengan pendidikan formal. Lingkungan sekitar bisa juga berfungsi
sebagai stimulus yang berguna untuk membantu si Kecil meningkatkan pengetahuan
akan dunia sekitar dan pengetahuan lain yang terkait. Anda bisa mencoba
berbagai cara, misalnya melibatkan unsur alam seperti bermain dengan air
atau pasir melalui aktivitas yang diarahkan dapat memberikan nilai keasyikan
sendiri dan memberi kesempatan untuk melatih kemampuannya. Si Kecil bisa
mendapat pemahaman awal tentang hubungan sebab-akibat seperti eksplorasi dengan
mengaduk-aduk, menuang dan menumpahkan dan lain sebagainya. Hal ini bisa
membantu daya pikir si Kecil.
Lantas apa yang
sebaiknya Ibu lakukan? Biarkan si Kecil belajar melalui bermain. Permainan yang
tepat yang bisa memberikan pembelajaran yang baru serta keceriaan kepadanya.
Jika si Kecil senang, maka ia akan memliki keinginan untuk mengulang permainan
tersebut, pengulangan akan menguatkan ingatannya untuk menambah ilmu. Serta
bisa meningkatkan rasa percaya dirinya kelak.
Pantaulah selalu
kegiatan yang dilakukan si Kecil dengan seksama. Sebagai orang tua, selalu
pastikan situasi aman dan tidak berbahaya ketika si Kecil melakukan
aktivitasnya. Karena pada usia ini si Kecil belum mampu memiliki kepekaan
terhadap bahaya yang timbul dan konsep aman. Dengan mempersiapkan lingkungan
bagi si petualang cilik ini maka ia akan bebas dari rasa bahaya, dapat
menikmati saat bermain secara bebas serta mendapatkan hasil dari proses
pembelajaran yang terjadi misalnya kemampuan mengatasi kesulitan ketika
memasukan bentuk ke dalam lubang, menuang air ke dalam teko mainanya, mendorong
mobil-mobil dan lain sebagainya.
Dukungan yang optimal
pada si Kecil sangat penting agar ia senantiasa aktif dan pengalaman hidupnya
bertambah. Tidak lupa saya juga memberi dukungan lain yang bisa Ibu berikan
agar kejutan kecerdasan si Kecil lebih maksimal, yaitu dengan memperhatikan
komposisi nutrisi yang seimbang. Sajikan menu bergizi yang banyak mengandung
protein seperti daging, telur dan juga susu dengan kandungan yang baik, agar
dapat mendukung gizi si Kecil secara optimal. (rara)
Daftar pustaka:
-
ibu dan
balita