Setiap individu pasti mengalami proses perkembangan dan pertumbuhan.  Namun dapatkah ditentukan perbedaan signifikan antara keduanya? Jawabannya, tentu bisa. Perkembangan adalah proses perubahan yang bersifat konstan dan kualitatif dalam diri individu menuju kedewasaan. Contohnya seorang bayi yang mulai bisa memanggil orangtuanya dengan sapaan “ma..ma..ma..”. meski terdengar sederhana, namu itulah salah satu contoh perkembangan. Sedangkan pertumbuhan adalah proses perubahan secara alamiah dan kuantitatif pada setiap individu, terkait organ jasmani.

Dalam Psikologi Perkembangan, proses perkembangan dibagi menjadi 8 tahap yakni:
1. Permulaan kehidupan
2. Masa pranatal
3. Masa kelahiran
4. Masa bayi
5. Masa anak-anak
- masa anak-anak (awal)
- masa anak-anak (akhir)
6. Masa remaja
- masa remaja (awal)
-masa remaja (akhir)
7. Masa dewasa
- masa dewasa (awal)
- masa dewasa (madya)
- masa dewasa (akhir)
8. Masa akhir kehidupan
Setiap masa memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan tahapan lain, termasuk pada awal anak-anak yang notabene nya harus lebih diwaspadai. Tinggi dan berat badan mereka bertambah dikarenakan beberapa faktor seperti gizi, kesehatan dan faktor individual. Sedangkan proses menerima, mengolah dan menyalurkan informasi dipicu oleh proses meilisasi (sel syaraf dilapisi lemak). Seiring dengan peningkatan tersebut, meningkat pula ukuran otak anak. Tak hanya itu, visualisasi mereka pun meningkat. Hal ini dapat dibuktikan dengan fokus kerja mereka dalam memusatkan penglihatan.
Anak- anak identik dengan ‘kelebihan’ energi, hal ini yang menyebabkan mereka selalu bergerak, bergerak, dan bergerak seolah tak kenal lelah. Pada masa ini aspek motorik mereka terbagi menjadi motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar berkaitan dengan kemampuan berjalan, berlari, berenang, menangkap, dan melompat. Sedangkan motorik halus berkaitan dengan kemampuan , mengancingkan pakaian, menriu bentuk, menggunting dan sebagainya. Kedua jenis motorik tersebut terjadi pada usia antara 2,5-5,5 tahun.
Tak jarang anak mengalami kesulitan pola makan. Mereka umumnya lebih memilih makanan cepat saji dan ‘katakan tidak untuk sayuran’ . Padahal sayuran sangat baik bagi pertumbuhan mereka. Tak perlu paksaan. Dewasa ini, berbagai tips dan trik ditawarkan guna kebutuhan sayuran anak. Pemberian sayuran pada anak dapat ‘dimanipulasi’ dengan menyisipkan sayuran pada makanan mereka. Contohnya nugget buatan yang di dalamnya berisi sayur. Untuk trial pertama, cobalah porsi sayuran dan daging 1:4. Selanjutnya tingkatkan porsi sayuran dibandingkan daging. Dengan begitu lidah anak akan terbiasa dengan sayuran. Atur pola makan anak berdasarkan menu 4 sehat 5 seimbang.
Ada motorik, maka ada pula kognitif. Menurut Piaget, perkembangan kognitif pada usia prasekolah berada pada periode praoperasional yang diandai dengan munculnya kemampuan menalar, menguat dan melemahnya egontrisme, serta timbulnya gagasan imaginatif. Berbicara aspek kognitif, berbicara pula mengenai kreativitas anak. Kreativitas atau daya kreasi dikatakan muncul jika ia bersifat tidak biasa. Setiap anak cenderung bersifat kreatif. Mereka berpotensi bear menciptakan hal-hal baru dan tak biasa. Terlepas dari baik buruknya. Sekarang hanya tinggal bagaimana orangtua mengarahkan ke arah yang positif.
Keluarga memegang peranan kuat dari setiap tahap perkembangan anak. Di sinilah perkembangan sosial dan emosi anak bermula. Untuk itulah, penting bagi orangtua memperhatikan pola pengasuhan, harmonisasi dan relas antara anggota keluarga. Komunitas selanjutnya dalam sosialisasi anak adalah teman sebaya. Biarkanlah anak bermain, sebab dengan bermain dapat meningkatkankerjasama, eksplorasi dan perkembnagan kognif.
Masa akhir anak-anak terjadi pada rentang usia 6-12 tahun. Umumnya pada akhir masa ini, anak-anak mengalami kematangan seksual, baik laki-laki maupun perempuan. Hal yang harus diwaspadai antara lain: kecanggungan, bentuk tubuh yang berubah, perilaku sosial yang berubah, dan sebagainya. Untuk selanjutnya mereka menuju masa remaja. Pada masa itulah anak-anak berakhir. (rara)
Daftar pustaka:
-
Buku Ajar Psikologi Perkembangan. Jakarta: Universitas negeri Jakarta, 2011.
- net sains.
Comments
0 Comments

0 komentar:

 
Top